Rabu, 19 Mei 2010

Meraih Kesabaran


Malu rasa'y menulis tentang kata yg terdiri dari lima huruf ini karena saya orang yg masih sangat jauh dari sifat mulia para Nabi itu. Buku2 yg mengulas tentang sabar memang telah saya baca, meski tdk banyak tapi.. uuuh.. alangkah tak mudah mengamalkan teori2 ini..
Smoga brmanfaat buat kita semua..

Sabar itu banyak dimensi dan turunan'y. Bukan dalam satu perkara saja terlihat. Justru, orang yg ‘hebat’ -menurut saya- adalah orang yg piawai dalam meramu sabar ini agar menjadi bagian dari hidup'y.

Susah tapi mudah, bukan gampang tapi sulit. Bukti'y bnyk juga kok orang yg mampu mempraktekkan'y. Namun, acapkali pula orang abai terhadap apa sebenar'y sari pati kesabaran itu.

dan, acapkali orang beretorika bagaimana sebenar'y kesabaran itu. Namun sayang, banyak pula dari mereka yg malah lupa bahwa sesungguh'y kesabaran itu justru teruji saat Pukulan Pertama.

Meraih sabar itu ibarat berkompetisi.. Dalam berkompetisi, hasil baik atau buruk mesti'y selalu kita hadapi dgn sikap dan emosi yg matang. Namun, itu belumlah cukup. Sebab, kompetisi ini bukan sekedar kearifan dalam ‘memenej’ emosi. Lebih jauh dari itu. Ini perkara kewajiban -bagi kita- agar akhlaq kian terhiasi dengan'y, sebagaimana kesabaran yg selalu dicontohkan oleh Baginda Rasulullah saw.

Subhanallah.. Saya jadi teringat betapa dahsyat'y kekuatan sabar yg ditunjukkan oleh para sahabat Rasulullah saw. dalam memperjuangkan Dien ini. Tanpa fadhilah sabar yg telah menjadi bagian dari kehidupan para sahabat itu, tentu indah'y Islam tidak akan kita saksikan di seluruh pelosok bumi.

Mari kita tilik, betapa harum'y nama Mush'ab bin Umair oleh karena kesabaran'y dalam mengecap manis'y iman dan pengrobanan. Beliau mendapatkan syahid-nya di medan pertempuran Uhud. Rasulullah sangat terharu sampai menitikkan air mata ketika melihat jenazah Mush'ab. Subhanallah, Rasulullah pun memuji kesabaran dan kegigihan beliau dalam membela Islam.

Pertanyaan kemudian adalah apakah motivasi sabar yg terindera sudah menjadi bagian dari hidup yg tidak kita reka-reka? Lantas, dengan alasan apalagi kita menolak'y sedang Allah swt. telah memuliakan setiap hamba yg sarat bunga sabar di hati'y? Harus masih adakah marah sedang Rasullah saw. selalu tersenyum dikala duka? Dimanakah ego sedang penderitaan kita tidak seperih Mush’ab yg baik?

Astaghfirullah.. Maafkan keangkuhan kami ya Rahman.. Selalu terhaturkan pinta ya Rabbi, mampukan kami menghiasi hidup dengan manis'y iman dan kesabaran ini. Sabar dalam ta’at juga dalam menapaki peran dakwah di jalan-Mu, amin..

Salam Santun.

~ K I n S ~

Postingan by Imam De InVitori Putra

Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Image Hosted by ImageShack.us

MT